Login
Statistics
Total 72 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Rio Vit
Total 236 kiriman artikel dari user in 144 subjects
User Yang Sedang Online
Total 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 22 pada Wed Jun 10, 2020 10:09 pm
Warning: Hati-Hati dengan Kendala Ternak Puyuh yang “ini” !!!
Forum Ternak Indonesia :: Ternak :: Ternak Puyuh :: Obral Obrol :: Puyuh Jaya
Halaman 1 dari 1
Warning: Hati-Hati dengan Kendala Ternak Puyuh yang “ini” !!!
Ada pertanyaan “apa kendalanya?”. Maksudnya kendala ternak puyuh.
Dari pertanyaan (yang terkait keuangan) tersebut, akan saya jawab di sini, sekaligus sebagai pembahasan tentang (salah satu) kendala usaha ternak puyuh, yang mana kendala tersebut bisa mengakibatkan kondisi yang fatal.
Tentu saja pembahasan ini lebih ditujukan bagi yang akan beternak puyuh, agar menjadi pertimbangan. Juga bagi yang baru memulai namun kurang memahami perhitungan hasil, agar tidak kaget menghadapi kendala keadaan seperti yang akan saya paparkan.
Kalau yang sudah kuwuk, alias sesepuh, alias pendekar-pendekarnya ternak puyuh, sepertinya hal ini sudah nglothok atau hapal luar kepala. Tentu saja sudah bisa mengantisipasi agar kendala ini tidak terjadi. Biarpun sepandai-pandai tupai melompat, pernah jatuh juga. Biasa, dalam dunia agrobisnis.
Lalu apa kendala “ini”?
Terkait dengan usaha ternak puyuh yang memang menggiurkan (hasilnya), ternyata bisa membikin terjerumus memperhitungkan penghasilan. Silahkan tengok lagi analisa usaha yang sudah saya paparkan dengan semendetil mungkin. ( di sini )
Terutama, ditekankan pada ternak puyuh yang memulai sejak dari masih umur 1 hari.
Jika diperhatikan. Di sana ada “kekosongan penghasilan”. Yaitu sejak DOQ bibit puyuh datang, sampai usia (biasanya) dua bulan, barulah puyuh tersebut benar-benar mulai menghasilkan keuntungan (selisih pembelian pakan dan hasil penjualan telur). Bahkan pada fase itu, modal masuk terus. Mulai dari pembelian bibit, pembelian pakan stater, sampai pembelian pakan layer hingga si puyuh bisa beli sendiri. Sampai dua bulan, memberi turahan (selisih sebagai keuntungan).
Khusus untuk yang sudah pernah memelihara sebelumnya, tentu pembelian bibit puyuh sudah diambil dari penjualan apkiran.
Setelah dua bulan ke atas, saatnya mulai merasakan senang-senang. Tiap minggu mendapatkan hasil. Di sinilah terbukti memang usaha ternak puyuh adalah usaha yang menggiurkan.
Namun…
Hambatan atau kendala dalam beternak puyuh mulai membayangi juga, jika tidak hati-hati dalam memperhitungkan. Bahkan yang sudah sedemikian rupa dengan perhitungan yang teliti sampai waktu ke depannya pun, tak luput dari hambatan atau kendala ini.
Melihat pada analisa usaha, ada waktu kekosongan selama dua bulan, dan kekosongan itu akan terulang lagi pada periode berikutnya saat meremajakan puyuh piaraan. Jika tidak jauh-jauh hari mempersiapkan pendanaan pada saat kosong penghasilan. Di situlah letak hambatan / kendala.
Tentu sudah diantisipasi. Lebih-lebih apabila menambah populasi. Butuh modal lagi yang bisa-bisa menyedot keuntungan dari puyuh yang sedang atau tengah berproduksi, atau malah minus alias nambal modal.
Harap maklum, bukan akuntan, rada susah saya menjelaskan
Jika sudah bisa mengakali keadaan perhitungan penghasilan dalam beternak puyuh tersebut, masih tidak lepas dari kendala yang bisa memporakporandakan perhitungan ke depan. Diantaranya:
1. Harga telur yang sangat buruk sekali.
Faktor ini belum pernah menemui, karena saya masuk pemula. Belum lama beternak puyuh. Konon kabarnya dulu pernah terjadi. Bahkan PT kemitraan pun sempat kewalahan.
2. Pesanan DOQ yang mundur tidak pasti.
Nah, yang ini fatal akibatnya. Bisa-bisa berbulan-bulan kosong melompong tanpa penghasilan. Iya kalau puyuh tuanya masih bagus berproduksi, kalau sudah minta apkir? Bisa parah. Dan agak lama memperbaiki keadaan.
3. Faktor lain seperti tidak begitu mengganggu perhitungan secara umum.
Selain faktor-faktor tersebut, pada saat bersenang-senang setelah dua bulan ke atas kemudian mendapatkan penghasilan. Janganlah dulu dibuai uang yang masuk. Memang itu penghasilan bersih didapat dari selisih pakan dan telur puyuh. Namun sebenarnya itu belumlah bersih. Perlu mengingat perhitungan BEP. Kapan kembalinya modal.
Berarti keuntungan yang didapat tiap minggu harus dihitung persentase keuntungan yang bersih benar, setelah “dipotong” untuk mencicil pengembalian modal.
Semoga bermanfaat.
Salam semangat.
http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/09/20/warning-hati-hati-dengan-kendala-ternak-puyuh-yang-ini/
Dari pertanyaan (yang terkait keuangan) tersebut, akan saya jawab di sini, sekaligus sebagai pembahasan tentang (salah satu) kendala usaha ternak puyuh, yang mana kendala tersebut bisa mengakibatkan kondisi yang fatal.
Tentu saja pembahasan ini lebih ditujukan bagi yang akan beternak puyuh, agar menjadi pertimbangan. Juga bagi yang baru memulai namun kurang memahami perhitungan hasil, agar tidak kaget menghadapi kendala keadaan seperti yang akan saya paparkan.
Kalau yang sudah kuwuk, alias sesepuh, alias pendekar-pendekarnya ternak puyuh, sepertinya hal ini sudah nglothok atau hapal luar kepala. Tentu saja sudah bisa mengantisipasi agar kendala ini tidak terjadi. Biarpun sepandai-pandai tupai melompat, pernah jatuh juga. Biasa, dalam dunia agrobisnis.
Lalu apa kendala “ini”?
Terkait dengan usaha ternak puyuh yang memang menggiurkan (hasilnya), ternyata bisa membikin terjerumus memperhitungkan penghasilan. Silahkan tengok lagi analisa usaha yang sudah saya paparkan dengan semendetil mungkin. ( di sini )
Terutama, ditekankan pada ternak puyuh yang memulai sejak dari masih umur 1 hari.
Jika diperhatikan. Di sana ada “kekosongan penghasilan”. Yaitu sejak DOQ bibit puyuh datang, sampai usia (biasanya) dua bulan, barulah puyuh tersebut benar-benar mulai menghasilkan keuntungan (selisih pembelian pakan dan hasil penjualan telur). Bahkan pada fase itu, modal masuk terus. Mulai dari pembelian bibit, pembelian pakan stater, sampai pembelian pakan layer hingga si puyuh bisa beli sendiri. Sampai dua bulan, memberi turahan (selisih sebagai keuntungan).
Khusus untuk yang sudah pernah memelihara sebelumnya, tentu pembelian bibit puyuh sudah diambil dari penjualan apkiran.
Setelah dua bulan ke atas, saatnya mulai merasakan senang-senang. Tiap minggu mendapatkan hasil. Di sinilah terbukti memang usaha ternak puyuh adalah usaha yang menggiurkan.
Namun…
Hambatan atau kendala dalam beternak puyuh mulai membayangi juga, jika tidak hati-hati dalam memperhitungkan. Bahkan yang sudah sedemikian rupa dengan perhitungan yang teliti sampai waktu ke depannya pun, tak luput dari hambatan atau kendala ini.
Melihat pada analisa usaha, ada waktu kekosongan selama dua bulan, dan kekosongan itu akan terulang lagi pada periode berikutnya saat meremajakan puyuh piaraan. Jika tidak jauh-jauh hari mempersiapkan pendanaan pada saat kosong penghasilan. Di situlah letak hambatan / kendala.
Tentu sudah diantisipasi. Lebih-lebih apabila menambah populasi. Butuh modal lagi yang bisa-bisa menyedot keuntungan dari puyuh yang sedang atau tengah berproduksi, atau malah minus alias nambal modal.
Harap maklum, bukan akuntan, rada susah saya menjelaskan
Jika sudah bisa mengakali keadaan perhitungan penghasilan dalam beternak puyuh tersebut, masih tidak lepas dari kendala yang bisa memporakporandakan perhitungan ke depan. Diantaranya:
1. Harga telur yang sangat buruk sekali.
Faktor ini belum pernah menemui, karena saya masuk pemula. Belum lama beternak puyuh. Konon kabarnya dulu pernah terjadi. Bahkan PT kemitraan pun sempat kewalahan.
2. Pesanan DOQ yang mundur tidak pasti.
Nah, yang ini fatal akibatnya. Bisa-bisa berbulan-bulan kosong melompong tanpa penghasilan. Iya kalau puyuh tuanya masih bagus berproduksi, kalau sudah minta apkir? Bisa parah. Dan agak lama memperbaiki keadaan.
3. Faktor lain seperti tidak begitu mengganggu perhitungan secara umum.
Selain faktor-faktor tersebut, pada saat bersenang-senang setelah dua bulan ke atas kemudian mendapatkan penghasilan. Janganlah dulu dibuai uang yang masuk. Memang itu penghasilan bersih didapat dari selisih pakan dan telur puyuh. Namun sebenarnya itu belumlah bersih. Perlu mengingat perhitungan BEP. Kapan kembalinya modal.
Berarti keuntungan yang didapat tiap minggu harus dihitung persentase keuntungan yang bersih benar, setelah “dipotong” untuk mencicil pengembalian modal.
Semoga bermanfaat.
Salam semangat.
http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/09/20/warning-hati-hati-dengan-kendala-ternak-puyuh-yang-ini/
Similar topics
» Ini Salah Satu yang Menentukan Harga Pakan Ternak Puyuh
» Pendeta Kruiger: Ternak Burung Puyuh untuk Setiap Warga yang Miskin di Afrika
» Telur Puyuh: Si Kecil dengan Segudang Manfaat
» Ternak Puyuh Bukan Dagang Kayu Jati
» Beternak Puyuh : Sebaiknya Mulai dari Bibit Umur 1 Hari atau yang Siap Telur ?
» Pendeta Kruiger: Ternak Burung Puyuh untuk Setiap Warga yang Miskin di Afrika
» Telur Puyuh: Si Kecil dengan Segudang Manfaat
» Ternak Puyuh Bukan Dagang Kayu Jati
» Beternak Puyuh : Sebaiknya Mulai dari Bibit Umur 1 Hari atau yang Siap Telur ?
Forum Ternak Indonesia :: Ternak :: Ternak Puyuh :: Obral Obrol :: Puyuh Jaya
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik