Login
Statistics
Total 72 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Rio Vit
Total 236 kiriman artikel dari user in 144 subjects
User Yang Sedang Online
Total 1 user online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 1 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 22 pada Wed Jun 10, 2020 10:09 pm
Sistem Pembelian Telur Puyuh: Pilih Butiran atau Kiloan?
Forum Ternak Indonesia :: Ternak :: Ternak Puyuh :: Obral Obrol :: Puyuh Jaya
Halaman 1 dari 1
Sistem Pembelian Telur Puyuh: Pilih Butiran atau Kiloan?
Awal dulu beternak puyuh, oleh PT kemitraan, hasil telur puyuh dibeli dengan sistem butiran. Dalam satu ikat sejumlah 900 butir terhitung bijian. Akan tetapi sejak 2010 sistem pembelian dengan butiran dirubah menjadi sistem kiloan. Tentu saja menambah kerjaan petugas rutin (mandor dkk) di lapangan. Sebelum diangkut, ditimbang terlebih dahulu.
Sempat diterangkan dalam pertemuan kelompok, bahwa secara nasional memang pembelian yang lazim adalah dengan sistem timbangan. Begitu pula di blog lama, ada juga komentar yang menanyakan harga dengan hitungan kiloan.
Apa untung dan ruginya untuk peternak? Pilih dibeli dengan sistem butiran atau kiloan?
Sebenarnya bagi peternak, saya kira tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembelian dihitung butiran maupun kiloan. Akan tetapi memang dalam sistem butiran, peternak lebih bebas dan lebih bisa menentukan keuntungan tanpa berpikir kualitas telur. Mau telur itu “berisi” atau tidak, harganya tetaplah sama. Lain dengan sistem kiloan, jika telurnya tidak berbobot, harganya menjadi murah.
Hehe, sepertinya memang lebih menguntungkan sistem butiran ya? Sebab pada sistem kiloan, peternak lebih tertuntut untuk menjaga kualitas telur dengan diantaranya selalu memberi pakan yang terbaik demi untuk mendapatkan produksi telur yang berbobot. Berbobot di sini lebih menjadi parameter bagusnya kualitas telur.
Sedangkan menjaga pemberian pakan yang baik, otomatis meminimkan campuran atau bahkan tidak mencampur sama sekali. Maksudnya mencampur PYP dengan pakan alternatif non pabrik.
Pada pembelian dengan sistem kiloan, ada juga untungnya. Jika menghasilkan telur puyuh berkualitas (parameter bobot/berat telur), harga perbutirnya akan lebih tinggi. Dan biasanya cenderung tidak ada komplain dari konsumen. Katanya, komplain tersebut biasa pada telur puyuh dengan terlalu banyak campuran pakan alternatifnya (dedak/bekatul, jagung giling). Sehingga kulit telur (kerabang) lebih tipis, mudah retak, isi tidak penuh, kuningan lebih pucat, dll.
Namun menurut hemat saya, memang lebih tergantung pada pasarannya. Jika konsumen cukup puas dengan telur puyuh hasil pakan campuran, ya dipertahankan saja, toh lebih menguntungkan.
Bagaimana jika anda adalah konsumen? Pilih membeli dengan butiran atau kiloan?
Salam puyuh Indonesia
http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/10/11/sistem-pembelian-telur-puyuh-pilih-butiran-atau-kiloan/
Sempat diterangkan dalam pertemuan kelompok, bahwa secara nasional memang pembelian yang lazim adalah dengan sistem timbangan. Begitu pula di blog lama, ada juga komentar yang menanyakan harga dengan hitungan kiloan.
Apa untung dan ruginya untuk peternak? Pilih dibeli dengan sistem butiran atau kiloan?
Sebenarnya bagi peternak, saya kira tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembelian dihitung butiran maupun kiloan. Akan tetapi memang dalam sistem butiran, peternak lebih bebas dan lebih bisa menentukan keuntungan tanpa berpikir kualitas telur. Mau telur itu “berisi” atau tidak, harganya tetaplah sama. Lain dengan sistem kiloan, jika telurnya tidak berbobot, harganya menjadi murah.
Hehe, sepertinya memang lebih menguntungkan sistem butiran ya? Sebab pada sistem kiloan, peternak lebih tertuntut untuk menjaga kualitas telur dengan diantaranya selalu memberi pakan yang terbaik demi untuk mendapatkan produksi telur yang berbobot. Berbobot di sini lebih menjadi parameter bagusnya kualitas telur.
Sedangkan menjaga pemberian pakan yang baik, otomatis meminimkan campuran atau bahkan tidak mencampur sama sekali. Maksudnya mencampur PYP dengan pakan alternatif non pabrik.
Pada pembelian dengan sistem kiloan, ada juga untungnya. Jika menghasilkan telur puyuh berkualitas (parameter bobot/berat telur), harga perbutirnya akan lebih tinggi. Dan biasanya cenderung tidak ada komplain dari konsumen. Katanya, komplain tersebut biasa pada telur puyuh dengan terlalu banyak campuran pakan alternatifnya (dedak/bekatul, jagung giling). Sehingga kulit telur (kerabang) lebih tipis, mudah retak, isi tidak penuh, kuningan lebih pucat, dll.
Namun menurut hemat saya, memang lebih tergantung pada pasarannya. Jika konsumen cukup puas dengan telur puyuh hasil pakan campuran, ya dipertahankan saja, toh lebih menguntungkan.
Bagaimana jika anda adalah konsumen? Pilih membeli dengan butiran atau kiloan?
Salam puyuh Indonesia
http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/10/11/sistem-pembelian-telur-puyuh-pilih-butiran-atau-kiloan/
Similar topics
» Pilih Mana ? Peternak Puyuh Kemitraan atau Mandiri ?
» Beternak Puyuh : Sebaiknya Mulai dari Bibit Umur 1 Hari atau yang Siap Telur ?
» Cara atau Langkah-Langkah Pemasaran Telur Puyuh [oleh Mas Maulana Ihsan]
» Mengenal Penyakit pada Burung Puyuh, Pencegahan dan Pengobatannya [Tetelo atau ND]
» Mengenal Beberapa Cara atau Teknik Pembesaran DOQ Bibit Puyuh Petelur
» Beternak Puyuh : Sebaiknya Mulai dari Bibit Umur 1 Hari atau yang Siap Telur ?
» Cara atau Langkah-Langkah Pemasaran Telur Puyuh [oleh Mas Maulana Ihsan]
» Mengenal Penyakit pada Burung Puyuh, Pencegahan dan Pengobatannya [Tetelo atau ND]
» Mengenal Beberapa Cara atau Teknik Pembesaran DOQ Bibit Puyuh Petelur
Forum Ternak Indonesia :: Ternak :: Ternak Puyuh :: Obral Obrol :: Puyuh Jaya
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik