Berbagi Cerita Pengalaman Cara Pemasaran Telur Puyuh [oleh Bp. Komari dari Mojokerto, Jawa Timur]

Semangat beternak puyuh semakin menggeliat, seiring dengan usaha pengenalan dan membudayakan telur puyuh di masyarakat konsumen. Sehingga budidaya puyuh serasa kian semarak.

Pencarian bibit puyuh DOQ juga sepertinya bukan hal yang sulit. Banyak farm yang berkualitas telah menyediakan untuk berbagai umur puyuh. Karena itu meraih sukses bersama usaha puyuh sebagai ikhtiar menjadi hal yang mungkin.

Namun setelah burung puyuhnya berproduksi, kadang ada yang terkendala dengan pemasaran. Sukurlah, setelah kemarin ada sumbang saran langkah-langkah pemasaran telur puyuh, sekarang ada lagi diantara pengunjung, yaitu Bapak Komari dari Mojokerto, telah berkenan berbagi juga.
Silahkan disimak….

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Saya punya pengalaman yang mungkin bermanfaat untuk teman-taman terutama bagi pemula yang belum punya pasar atau langganan hasil produksi telurnya

Pada mulanya saya berfikir bagaimana cara memasarkan telur yang masih sedikit dan tidak tahu harus kemana saya jual.
Maka langkah pertama mencari informasi pembeli telur puyuh dari penjual bibit puyuh yang saya beli, kebetulan dengan tempat tinggal saya tidak begitu jauh.

Akhirnya dengan langkah pasti saya coba hubungi walaupun di awalnya agak susah karena dia sudah punya langganan sendiri, alhamdulillah dengan sedikit minta tolong akhirnya telur saya bisa terbeli walaupun agak murah dan tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal saya, saya berharap nantinya ada orang yang mengambil sendiri ke rumah.

Selain itu saya juga memasarkan ke teman-teman kantor karena kebetulan saya juga bekerja di lembaga pendidikan dan juga saya titipkan di koperasi sekolah dan ini berlanjut sampai sekarang, walaupun sebenarnya dalam hati kecil saya malu atau tidak enak dengan teman-teman, tapi saya berprinsip hal ini bukan pekerjaan yang hina atau dilarang

Selain itu saya juga membuat bener/spanduk di depan rumah dengan tulisan Menjual Telur Puyuh Murah,
Alhamdulilah ternyata lama-lama ada saja tetangga, dan juga orang lain desa datang dan membeli telur dalam jumlah yang lumayan banyak, sehingga saya sudah tidak mengantar / menjual ke tempat yang jauh.

Jadi yang ingin saya harapkan bagi bagi semua pencinta puyuh teruslah dan terus berusaha untuk menembus pasar dengan menggunakan berbagai cara.
Insaalloh suatu saat pasti ada jalan keluarnya.
Memang kita akui telur puyuh tidak se populer telur ayam yang dapat digunakan berbagai keperluan.

Tapi dengan banyaknya peternak puyuh berarti semakin besar pemasaran dan akan semakin banyak orang yang tertarik untuk mengkosumsi telur puyuh yang mungkin saat ini masih belum banyak diketahui manfaatnya atau kandungan gizinya bagi kesehatan.

Saat ini memang harga telur lagi lesu saya sendiri merasakan beratnya agar tetap eksis, insaalloh keadaan seperti ini tidak berlangsung selamanya,

Dan semoga forum ini memberikan alternatif2 solusi yang bisa kita praktikkan dalam mempertahankan dan meningkatkan penghasilan bagi para perpuyuhan di di Indonesia

Demikian sedikit pengalaman penulis, tentunya masih banyak kekurangan2 dan mungkin pengalaman teman yang lain lebih bermanfaat untuk bisa saling berbagi demi peningkatan kinerja dan semangat kita untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Marilah kita kerja dengan Ikhlas, Keras dan Cerdas, insalloh Tuhan akan membimbing dan memberikan hidayah dan berkah kepada kita semua, Aminnn … Aminnnn
Mohon maaf bila tulisannya tidak sistematis dan kata-katanya tidak karuan ( mahlum tidak biasa nulis yang baik dan benar)

Salam Puyuh tetap jaya Indonesia Merdeka

- – - – - – - – - – - – - – - – - – - – - – - – - – - –

Postingan ini diambil dari komentar Bapak Komari SPd di Halaman PEMASARAN TELUR PUYUH.

Adapun untuk kontak dengan Bp Komari SPd dari Mojokerto, Jawa Timur ini, bisa di Facebook Bp Komari, Mojokerto.

Atau kontak no. hp. di artikel Halaman Disini Bibit Puyuh di blog ini.

Salam sejahtera dan sukses selalu.

http://puyuhjaya.wordpress.com/2011/11/29/berbagi-cerita-pengalaman-cara-pemasaran-telur-puyuh-oleh-bp-komari-dari-mojokerto-jawa-timur/