Usaha Kemitraan Puyuh

Saat ini, usaha kemitraan yang dikenal dengan istilah franchise memang sedang nge-tren.

Tidak ayal lagi, usaha kemitraan-yang dalam dunia bisnis dikenal dengan istilah franchise-merupakan pola usaha yang bisa menguntungkan bukan hanya satu, tetapi banyak orang. Dengan pola kemitraan, suatu usaha tidak dimonopoli oleh satu orang atau perusahaan tertentu. Dalam usaha sistem kemitraan, banyak orang terlibat, sehingga jumlah pencari kerja atau pengangguran bisa berkurang.

Kenapa dan apa yang membedakan beternak puyuh dari beternak ayam ras pedaging dan ayam ras petelur? Jawabannya adalah belum banyaknya perusahaan bermodal besar yang menekuni usaha ini. Karena itu, hal ini harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia demi kesejahteraan bersama. Apa saja yang menyebabkan beternak puyuh menjadi usaha yang bisa diandalkan? Mari kita simak bahasannya.

A. Kepastian Pemasaran Telur Puyuh

Sekarang ini, berbagai jenis usaha dilakukan dengan kemitraan. Baik itu usaha beternak ayam ras, ayam kampung, itik, maupun puyuh. Namun, tidak semuanya menerapkan kepastian pasar. Kemitraan yang baik peternak inti (induk mitra) harus menerapakan kepastian pasar, jadi peternak plasma tidak merasa kebingungan untuk mengeluarkan hasil ternak mereka.

B. Kepastian Harga

Peternak inti membeli telur puyuh dari peternak plasma dengan harga sedikit lebih rendah daripada harga pasar. Selisih ini digunakan untuk biaya transportasi saja. Peternak plasma jangan khawatir akan merugi. Pasalnya, peternak inti selalu membeli telur puyuh di atas biaya operasional.

C. Kepastian Bibit yang Berkualitas dan Berproduksi Tinggi.

Jangankan memperoleh bibit yang berkualitas, memperoleh bibit yang tidak ada jaminannya pun sangat sulit. Akibatnya, banyak peternak kecil yang terlambat melakukan peremajaan bibit. Kalaupun ada, bibit yang beredar sering berasal dari perkawinan sedarah. Padahal, hal tersebut bisa mengurangi produktivitas puyuh dalam menghasilkan telur. Belum lagi, harga bibit-bibit puyuh yang cukup mahal.